icon
article-hero

Apa kabar pariwisata Bali?

Wisata Bali memang belum normal kembali. Namun, kita masih bisa menikmatinya.

Member Tribes by HHWT Mawar Astari telah membagikan pengalamannya berkeliling pantai Bali Selatan hanya dalam waktu sepuluh jam. Meski singkat, semuanya berkesan!

Supaya kamu juga bisa menikmati jalan-jalan di Bali dengan efisien dan aman, berikut adalah tips wisata Bali Selatan dari Mawar Astari.

Simak juga cerita dari member Tribes lainnya di bawah ini:

Bepergian di kala pandemi tentu amat berbeda dibandingkan kondisi normal. Selain itu, area pusat, utara, dan selatan pulau Bali memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Saya merasakan hal itu selama menjelajah Bali pada April 2021 sebelum PPKM diberlakukan. Saya beruntung karena memiliki teman yang tinggal di daerah sekitar sehingga cukup memudahkan proses perjalanan.

Kali ini saya akan membahas informasi dan tips perjalanan ke beberapa pantai di area selatan pulau Bali.

Kredit: Mawar Astari

1. Usahakan berangkat pagi dan pulang sebelum matahari terbenam.

Daerah Bali selatan cenderung lebih sepi karena tidak sepadat di pusat Bali. Jarak antar rumah, termasuk tempat wisata, dan bisnis cukup jauh dan hal ini berpengaruh terhadap keberadaan lampu jalan dan warga setempat.

Saat itu jalan yang saya lalui melewati area Garuda Wisnu Kencana dan Universitas Udayana kondisinya sangat sepi. Padahal, saat itu pagi hari sekitar pukul 10.00 waktu setempat.

Akan sedikit sulit bagi pendatang bila ingin bertanya arah atau sekedar mencari pom bensin, apalagi kalau kalian berangkat atau pulang mendekati malam hari, tentunya jalan akan gelap dan lebih sepi. Solusi lainnya adalah dengan menginap di area setempat yang dekat dengan destinasi yang akan dituju.

2. Kunjungi destinasi dengan lokasi terjauh lebih dulu

Saya terbiasa melakukan hal ini supaya waktu dan jarak perjalanan lebih efisien. Kemudian lanjutkan perjalanan ke lokasi yang semakin dekat atau menuju arah pulang.

3. Persiapkan bekal makanan dan minuman

Sepanjang perjalanan, saya jarang menemukan tempat makan. Kalaupun ada, lebih banyak yang tutup (mungkin karena masih pandemi) atau lokasi dan kondisi tempatnya kurang meyakinkan saya untuk kebersihan ataupun kehalalannya. Jadi, akan lebih baik jika teman-teman membawa bekal dari rumah secukupnya.

Saya sendiri membawa bekal minum dan makanan ringan. Namun, tentunya di kala tiba waktu makan siang bekal yang saya bawa tersebut tidak cukup untuk menghilangkan rasa lapar saya. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk makan di area Jimbaran sekalian pulang menuju pusat Bali.

Kredit: Mawar Astari

4. Pastikan baterai handphone penuh dan siapkan power bank

Sinyal di area Bali selatan cukup sulit, bahkan untuk untuk provider sekelas Telkomsel. Hal ini sangat menguras baterai ponsel saya saat mencoba mendapatkan sinyal. Handphone tetap harus menyala khususnya untuk kebutuhan pemakaian Google Maps atau panggilan darurat bila diperlukan.

5. Masjid bisa ditemukan di area Pecatu Graha Resort dan Restoran New Furama, Jimbaran

Teman-teman Muslim yang ingin menunaikan ibadah di area Pecatu bisa mengunjungi Masjid Palapa di area Pecatu Graha Resort. Masjidnya cukup besar dan bersih. Namun, lokasi resort ini cukup jauh dari tempat makan atau bahkan sekedar minimarket. Saya sendiri mengunjungi masjid ini ketika dalam perjalanan dari Pantai Suluban ke arah Pantai Balangan.

Jika kalian berada di Jimbaran dan makan di restoran New Furama, mereka juga menyediakan mushola.

6. Pantai Suluban tidak disarankan untuk orang dengan pergerakan terbatas, orang tua dan anak-anak

Bagi yang tertarik hendak mengunjungi Pantai Suluban di area Pecatu. Namun, perlu diperhatikan kondisi destinasi tersebut. Begitu sampai di lokasi parkir, kalian harus menuruni ratusan anak tangga. Begitu juga sebaliknya saat hendak pulang maka kalian harus menaiki ratusan anak tangga.

Hal ini tentunya kurang nyaman bagi kalian yang pergi bersama orang tua, anak kecil atau rekan atau keluarga yang memiliki kondisi pergerakan terbatas.

Kredit: Mawar Astari

7. Kunjungi Pantai Suluban / Blue Point di pagi hari

Ketika mengunjungi destinasi wisata alam, kalian tentu harus membekali diri dengan informasi dan pengetahuan secara umum mengenai kondisi di sekitarnya. Pantai Suluban berada di bawah tebing dan karang. Air laut akan mulai naik menjelang siang hari.

Selain itu, lokasi di kiri tangga turunan adalah laut lepas. Sedangkan di sisi kanan tangga adalah tempat tinggal warga sekitar yang kebanyakan juga dijadikan tempat bisnis seperti tempat makan atau usaha lainnya. Kalian yang hendak mengeksplorasi tempat ini lebih lama dan puas maka saya sarankan untuk tiba sejak pagi hari.

8. Banyak terdapat anjing liar di area Pantai Jimbaran.

Perlu diingat bahwa mayoritas penduduk Bali adalah non-Muslim. Maka, dipertimbangkan keberadaan anjing bila hendak berwisata ke Bali. Menurut pengalaman saya ke empat area pantai di selatan Bali (Melasti, Suluban, Balangan dan Jimbaran), kalian akan menemukan binatang berkaki empat ini paling banyak di Pantai Jimbaran. Sebaliknya, untuk ketiga pantai lainnya hampir tidak saya temukan binatang tersebut, kalaupun ada mungkin hanya satu dua saja.

Saran saya, jika ingin aman dan menghindari bertemu dengan anjing maka kalian bisa memilih Pantai Melasti. Selain pemandangannya yang paling indah, paling bersih, juga jauh dari pemukiman sehingga anjing liar pun jarang ditemui di sini. Semuanya tentu ada positif negatifnya. Jadi, persiapkan segala sesuatunya dengan cermat sebelum melakukan perjalanan.

9. Kenakan jaket tebal bila menggunakan sepeda motor

Bagi pelancong yang ingin mengeksplorasi Bali menggunakan sepeda motor dari pusat Bali, sebaiknya kenakan jaket tebal dan pilih helm dengan kaca bervisual jernih.

Tiupan angin sepanjang perjalanan akan sangat kencang. Tentunya hal ini akan memengaruhi kondisi tubuh dan pandangan selama melintasi perjalanan ke area Selatan Bali. Saat itu kebetulan saya mendapatkan helm sewaan dengan kaca yang tergores sehingga agak sulit untuk melihat kondisi lalu lintas.

10. Persiapkan obat-obatan pribadi

Mempersiapkan obat bukan berarti kalian sakit, namun lebih untuk mempersiapkan diri. Bawa obat P3K seperti plester, obat luka, obat masuk angin, dan sebagainya.

Belum tentu kalian bisa menemukan lokasi klinik atau rumah sakit dengan cepat bila dibutuhkan. Maka, peralatan P3K tersebut akan sangat membantu selama perjalanan untuk pertolongan pertama.

Ilustrasi pantai. (Kredit: Unsplash)

Mendapatkan kebahagiaan dan pengalaman yang baik selama perjalanan merupakan impian semua wisatawan. Karena itu, persiapkan rencana perjalanan dan peralatan sedetil dan selengkap mungkin.

Bagi yang belum terbiasa mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkannya. Namun, mempersiapkan segala sesuatu di awal itu lebih bagus daripada kalian tidak memiliki persiapan matang ketika menghadapi berbagai kondisi yang tidak diinginkan selama perjalanan.

Selamat berlibur!