icon
article-hero

Melihat Kearifan Lokal Suku Sasak di 5 Desa Adat di Pulau Lombok

avatar-name

Tiara •  Sep 07, 2020

Informasi yang tertera di bawah ini sesuai dengan kondisi saat artikel dipublikasikan.

Selain dikenal karena keindahan gunung dan pantainya, Pulau Lombok juga menyimpan budaya yang kaya. Tidak termakan perkembangan zaman, suku tradisional Sasak yang mendiami Pulau Lombok masih bertahan. Kabar baiknya, kamu pun bisa melihat bagaimana kehidupan suku Sasak langsung di tempat tinggalnya. Cukup datang ke beberapa desa ini dan ikuti walking tour bersama pemandu yang akan menjelaskan sejarah dan budaya suku Sasak di desa tersebut.

Desa Gumantar

Desa yang berdiri sejak ratusan tahun lalu ini dihuni telah dihuni turun temurun oleh masyarakatnya. Saking tradisionalnya, belum ada aliran listrik di tempat ini. Dulu, desa ini juga dikenal sebagai penghasil tenun bira. Namun sayang, kerajinan ini sudah punah. Waktu terbaik untuk berkunjung ke desa ini adalah 2-3 hari setelah Maulid Nabi Muhammad SAW karena ada syukuran sehari semalam yang digelar di masjid desa dengan tarian dan gendang tradisional. Di dekat desa ini pun ada air terjun Tiu Ngumbak yang bisa kamu kunjungi.

Desa Bayan

Desa adat ini dikenal karena memiliki masjid bersejarah yang merupakan peninggalan Islam Wetu Teli. Masjid kuno ini dibangun di abad ke-16 dengan pondasi batu, 4 tiang penyangga utama, 28 tiang pendukung, serta beratap dan berdinding bambu. Selain melihat masjid ini, kamu pun bisa ikut walking tour keliling desa, mengunjungi mata air, hingga menjelajahi hutan adat Bangket Bayan.

Desa Segenter

Terletak di kaki Gunung Rinjani, desa adat ini dikenal dengan tata ruangnya yang teratur sejak dulu. Di desa ini, biasanya satu keluarga mendirikan rumah dalam satu area. Rumah orang tua di sisi timur, rumah anak di depannya dengan pemisah sebuah berugak atau balai yang digunakan sebagai tempat pertemuan atau bersosialisasi. Seperti rumah adat suku Sasak lainnya, rumah di desa ini pun berbentuk limas dengan atap ilalang dan berlantaikan tanah.

Desa Sade

Di desa ini, kamu bisa melihat bagaimana suku sasak hidup secara tradisional dan minim tersentuh arus modernisasi. Kamu akan menemukan berbagai rumah di desa Sade dengan bentuk dan fungsi berbeda-beda. Mayoritas rumah di desa ini berdinding anyaman bambu, beratap alang-alang, dan lantainya terbuat dari tanah liat dan sekam padi. Satu hal yang menarik di desa ini adalah aktivitas menenun kain yang dilakukan oleh kaum wanita. Kamu pun bisa melihat proses pembuatan kain tenun dan membelinya sebagai oleh-oleh.

Desa Ende

Serupa dengan Desa Sade, di desa ini kamu bisa melihat aktivitas tradisional Suku Sasak. Salah satu tradisi unik di desa ini adalah prosesi 'kawin lari' sebelum melaksanakan pernikahan antara kedua belah pihak. Keramahan warganya dijamin akan membuat kamu merindukan desa ini. Desa ini pun dekat dengan calon sirkuit Moto GP Mandalika.

Mampir ke desa ini akan memperkenalkan kamu kepada budaya tradisional Sasak. Lebih dari itu, kamu pun akan menjalin silaturahmi dengan umat Muslim Sasak yang memiliki adat istiadat tersendiri. Simak juga rekomendasi wisata di Pulau Lombok lainnya dalam artikel berikut ini: